Juara Lomba Cerpen Mini Cakep Got Talent TEMANGGUNG 2015

Juara Lomba Cerpen Mini Cakep Got Talent TEMANGGUNG 2015, Lomba ini diseleggarakan oleh komunitas Cakepers Temangung



JUARA 1 LOMBA CERPEN : Berjudul " Sisa Satu Roti" Karya Ulifah

Untuk kesekian kalinya anak itu menatapku tajam. Anak laki-laki berambut hitam dengan kulit yang sedikit kusam itu. Dia seperti mengawasiku, mata hitamnya sesekali berkilat menatapku penuh dengan emosi. Aku tidak tahu, namun setiap kali aku balik menatapnya dia mengalihkan pandangannya. Berbeda dengan anak-anak lain yang semangat berebutan  roti yang kubawa, dia justru menjaga jarak denganku. Matanya memancarkan kebencian padaku. Aku merasa bersalah, apa dosaku Tuhan.
Masih tersisa satu bungkus roti yang belum terambil. Aku mendekati anak laki-laki tadi yang kini telah semakin jauh dariku untuk memberi sisa roti ini. Namun seperti merasa diikuti, anak itu lari cepat dan langsung menghilang dari pengelihatanku. Aku hanya terdiam.
“Kak, kakak kok masih disini?” Tanya Tiara, salah satu anak yang kuberi roti tadi.
“Tiara, kamu tahu teman kamu yang barusan pergi  itu?”
“Siapa kak? Bayu maksudnya, kak?”
“Oo.. Bayu, namanya. Tiara, kamu tahu Rumah Bayu?” aku menoleh pada Tiara yang mengangguk. “bisa kamu antarkan kakak ke Rumah Bayu?”
Tiara terlihat kaget, “O, iya kak, bisa, bisa,”
Aku kemudian mengikuti Tiara berjalan menelusuri sungai sepanjang jalan yang terlihat seperti sungai-sungai kebanyakan, keruh, namun sungai ini tak banyak sampah menghalangi jalannya air. Ada ikan-ikan kecil yang berenang tenang menikmati arus air yang sangat pelan. Ya, kita dapat menemukan Rahmat Tuhan dalam tempat yang sangat sederhana kepada beberapa makhlukNya.
Setelah cukup lama berjalan, aku mulai melihat rumah kecil yang terlihat usang karena catnya telah luntur. Rumah itu berada di tempat yang agak jauh dari rumah-rumah yang lain. Beberapa meter dari rumah itu terdapat tempat pembuangan akhir yang menyebabkan bau tidak sedap yang cukup menyengat disekitarnya. Kami terus maju sampai depan rumah itu lalu berhenti. Aku diam mengamati rumah itu.
“Kak, ini Rumah Bayu.” Tiara mendongak ke atas untuk melihat ke arahku. “Maaf, Kak. Aku harus segera pulang kalau tidak ibu akan memarahiku, ini sudah terlalu sore.”
“Oh, iya Tiara. Makasih ya udah mau mengantar kakak.” Aku mengelus-elus kepalanya sambil tersenyum.
“Iya, kak. Daa.. kak..” Tiara tersenyum lalu berlalu dariku.
Aku menarik nafas perlahan dan menghembuskannya dengan cepat. Sejenak aku ragu untuk masuk dan ingin langsung pulang, tapi sudahlah, aku sudah sejauh ini. Aku memantapkan kakiku dan mengetuk pintu perlahan. Tidak  ada jawaban. Ku ulangi lagi. Masih tidak ada jawaban. Aku berdiri diam untuk beberapa menit, putus asa dan terbesit niat untuk pulang saja. Aku lalu mengetuk pintu itu ke tiga kalinya dan mengucapkan salam. Tidak ada jawaban, aku pergi. Namun sebelum kakiku sempat melangkah lebih jauh, aku mendengar suara pintu terbuka. Bayu terdiam sempurna saat melihatku. Aku mencoba tersenyum ramah.
“Hai.. Bayu!” senyumku kukembangkan lebih lebar.
“Kak.. De..wi..” Bayu berbicara sangat canggung kepadaku.
“Boleh kakak masuk?”
“Eh.. em.. silahkan kak, tapi maaf seperti ini.” Perlahan Bayu mulai terlihat tenang. “silahkan duduk, kak.”
“Bayu, Kakak datang kesini mau kasih kamu sisa roti ini.” Aku menyerahkan satu sisa roti itu pada Bayu. “kenapa tadi waktu kakak dekatin kamu malah lari?”
“Eh.. em.. makasih kak rotinya,” Bayu terlihat malu dan menundukkan kepalanya. “sebenarnya tadi Bayu juga ingin minta roti yang kakak bawa. Kata teman-teman, Kak Dewi selalu membawa roti yang rasanya enak sekali setiap sore. Tapi Bayu malu karena tadi Bayu habis memulung sampah dan belum mandi, teman-teman pasti akan mengatakan Bayu bau. Sekarang ini Bayu sangat senang akhirnya bisa mencicipi roti yang Kak Dewi beri, dan maaf ya, kak, tadi buka pintunya lama soalnya Bayu sedang mandi.”
Waah.. seenak itu ya roti buatan ibu, dalam hati aku memuji ibuku. “sebenarnya ini juga roti sisa yang tidak laku yang ibu kakak titipkan di sekolah kakak. Kata ibu, kita dilarang menyia-nyiakan makanan,”
Ternyata apa yang aku anggap sudah tidak berarti, bisa berarti besar untuk orang lain. Kita tidak pernah tahu.

Biografi:
Penulis dibalik cerita yang sangat sederhana dan biasa ini adalah Ulifah,  dia sekarang bersekolah di SMA Negeri 1 Temanggung kelas XI Sosial 1. Rumahnya di Manding, Temanggung Rt.03 Rw.06. Di sekolah, dia salah satu pengurus Rohis Al Ikhlas Smasa. Dia suka menulis, tapi sering bosen kalau lama-lama nulis, nah, loh? Orang yang paling menginspirasinya dalam menulis adalah Andrea Hirata. Dia sangat mengagumi Andrea Hirata, dia ingin menjadi seperti Andrea Hirata yang tulisan-tulisannya dapat diterbitkan, apalagi difilmkan, juga diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit asing. Ig nya @ulifah_ email: ulifahtokyoda@gmail.com Id Line : uliffah


JUARA 2 LOMBA CERPEN : Berjudul " Metamorfosis Seorang Pelajar Gagal" Karya Ulfa Novi

“ELSA!!!” Teriak seseorang memanggil namaku. Rupanya dia Putri anak paling terkenal di sekolah karena keahliannya yang sangat baik dalam melihat jawaban teman, membuat catatan-catatan kecil yang tentu saja ia gunakan untuk membantunya mengerjakan berbagai ulangan dan tes sekolah alias contekan, hebatnya lagi tak pernah sekalipun Putri ketahuan guru. Karena keahliannya itulah Putri sering disebut “Ratu Tikus”
            “Apa sih Put?” Tanyaku heran.
            “Nih! Gara-gara kamu nilai ulanganku jadi jelek!” Keluh Putri.
            “Lho kamu yang nilainya jelek kenapa aku yang repot?” Tanyaku kesal.
            “Coba kalau kemarin waktu ulangan susulan kamu kasih contekan ke aku, hasilnya nggak bakal gini El! Dasar anak nggak setia kawan!” Bentaknya padaku lalu pergi.
***
            Namaku Elsa usiaku 17 tahun, aku sekarang duduk di kelas dua SMA disalah satu sekolah favorit di kotaku. Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Aku terbilang anak yang cukup pintar dan tumbuh seperti remaja pada umumnya. Kecuali satu, aku tak pernah memiliki teman, teman yang benar-benar dekat denganku. Menurut mereka aku tak pernah peduli pada yang lain dan hanya memikirkan diriku sendiri terutama dalam hal pelajaran. Itu sebabnya mereka menjauhiku. Namun, semua berubah seiring berjalannya waktu.
            Inilah ceritaku, kejadian di atas hanyalah sebagian kecil dari diriku sebelum aku bermetamorfosis menjadi monster di masa depanku.
            “Elsa ayolah temen-temen itu sebenernya nggak pengen ngejauhin kamu El, tapi kamunya nggak penah peduli sama kita.” Kata Putri padaku.
            Hari ini aku “disidang”  oleh teman-temanku sendiri topik bahasannya tentu  tentang sikapku yang mereka bilang tidak peduli, pelit, dan apalah itu.
            “Iya El kamu itu setia kawan sedikit dong, jangan pelit. Kalau kamu begini terus kamunya juga kan yang rugi.” Indra membela perkataan Putri.
            “Ya terus mau kalian apa?” Tanyaku.
            “Kamu kasih kita jawaban waktu ulangan, sedikit juga nggak masalah yang penting kamu ikut kerjasama sama kita.” Putri mencoba meyakinkanku
            “Tapi menyontek waktu ulangan itu nggak boleh Put. Kalau dari kecil sudah biasa curang gimana nanti besarnya coba. Kita harusnya jadi generasi yang baik buat negara walaupun lewat hal-hal kecil” Aku menolak ajakan Putri.
            “Yaelah cuma sedikit kan nggak masalah dan nggak usah sok bijak ya El. Kalau kamu nggak mau jangan salahin kita kalau nanti ada apa-apa sama kamu.” Ancam Putri.
            “Namanya juga “Tikus” buat diri sendiri apa sih yang nggak dilakuin.” Ejek Dahnu kepada Purti sambil tertawa.
            “Heh! ini juga buat kita semua Dhanu.” Kata Putri sebal.
            “Iya Iya bercanda Tik.” Kata Dhanu, tertawa.
            “Ihh!! Nyebelin! Ya udah kamu mau gimana El? Kamu mau nggak terima kerjasama kita? Kalau mau, nanti waktu ulangan fisika kamu kasih tahu jawabannya ke kita.” Putri memastikan.
            “Ya udah deh nanti gampang.” Kataku sebal.
            Sejak hari itu semua berubah, aku memiliki banyak teman, mencontek, contekan, dan kecurangan telah menjadi bagian dalam diriku. Awalnya hanya 1 dan 2 jawaban, tapi lama-lama semua didiskusikan. Teman-teman bilang aku sekarang setia kawan dan peduli sesama dan hal itu berlangsung lama hingga aku dewasa.
***
15 tahun kemudian….
Namaku Elsa usiaku 32 tahun, aku sekarang menjadi orang terkenal. Wajahku ada di mana-mana di koran, majalah, televisi dan berbagai media lainnya. Bukan karena prestasi tetapi karena kasus korupsi. Aku telah menerima uang sogokan ratusan juta rupiah dari temanku agar aku tidak melaporkannya pada polisi atas penggelapan uang yang ia lakukan. Hal ini kulakukan atas dasar setia kawan dan peduli sesama sayangnya aku tak memikirkan negara dan rakyat banyak.
Kini aku tahu apa yang aku lakukan telah merusak diriku dan bangsa ini. Penyesalan memang selalu datang terakhir. Andai dulu aku tidak belajar melakukan kecurangan ketika aku masih SMA mungkin aku tak akan ada disini. Aku Elsa dan aku seorang pelajar yang gagal.


Biografi:
Ulfa Novi Krismantini atau yang akrab dipanggil Ulfa lahir di Temanggung 4 November 1998. Saat ini ia tengah menempuh pendidikannya di SMA Negeri 2 Temanggung kelas XII. Menulis sebenarnya telah menjadi kegemarannya sejak lama namun, ada beberapa faktor yang membuatnya dalam beberapa waktu ini sedikit malas untuk menulis. Tetapi berkat adanya motivasi dan tentunya Cakep Got Talent kini ia mencoba untuk mengaktifkan kembali sinyal menulis dan mengasah kreatifitasnya

JUARA 3 LOMBA CERPEN : Berjudul "Indahnya Menolong Sesama" Karya Sabrina Putri Aryana
“Ada yang punya usul besok class meeting mau ngadain apa? Selain lomba-lomba tradisional?” tanya Priska, ketua panitia class meeting tahun ini.
            “Jalan sehat Pris!” seru Fredi yang langsung di balas pertanyaan ketus oleh priska.
            “Rute?” Fredi hanya bisa cengengesan melihat respon Priska.
            “Ayo yang lain?”seru Priska.
            Aku mengangkat tangan. “Bazar aja gimana Pris? Barang bekas..”
            “Em.. Contoh?” tanya Priska yang terlihat cukup tertarik dengan usulku.
            “Baju bekas, aksesoris, sepatu.. eh, by the way bekas bukan berarti butut ya guys, bekas yang masih bisa di pake” jelasku sebelum di komentari yang aneh-aneh dengan Fredi si biang usil. “Dan separuh uangnya kita sumbangin ke anak yang kurang mampu”
            “Boleh juga usulnya, bazar.. yuk voting, siapa aja yang setuju?” hampir semua anak yang mengikuti rapat setuju dengan usulanku. Syukurlah,dengan begini rencanaku minggu lalu dapat terlaksana.

            Beberapa waktu yang lalu..

            Aku berjalan gontai sambil menatap hasil ulanganku yang mendapatkan nilai empat dengan tinta merah. Dan kini hanya lemas yang bisa kurasakan menggelayut di sekujur tubuhku, siap-siap saja kena omel mama.
            Aku menendang kaleng minuman soda yang terletak diatas trotoar itu cukup keras, entah kemana jatuhnya kaleng itu tapi terdengar suara seseorang mengaduh kesakitan.
            “Aduh! Siapa yang membuang sampah ini sembarangan?!”
             Aku buru-buru mencari darimana suara tadi berasal. Kini bertambah lagi kepenatan dalam otakku. Nampak seorang gadis usia 15 tahunan tengah memegang kaleng soda yang tadi ku tendang. Aku langsung menghampiri anak itu dan meminta maaf.
            “Maaf dek.. kamu yang kena kaleng ini?” aku memastikan.
            “Iya” jawabnya ketus.
            “Maaf ya tadi aku yang nendang tapi sama sekali gak bermaksud buat..”
            “Besok lagi kalau nemuin sampah di jalan jangan di tendang kak, tapi dibuang di tempatnya. Aku yakin kakak jauh lebih berpendidikan dan beretika dibandingkan aku” potong anak itu yang langsung membuatku diam seribu bahasa.
            “Em.. iya dek maaf banget ya.. tadi kakak bener-bener gak sengaja” ucapku tulus meminta maaf.
            “Hm.. iya kak gak papa.. maaf ya kak, aku malah jadinya ngelampiasin emosiku ke kakak” ujar gadis itu lirih sambil tertunduk.
            “Gak papa kok dek.. kalau boleh tau adek marah kenapa?” tanyaku bersimpati latas duduk di samping gadis itu.
            “Bapak dan adekku sedang sakit kak, jadi hari ini aku menggantikan bapak bekerja jadi tukang sol sepatu, tadi aku di maki tidak becus bekerja, padahal aku sudah membersihakan dengan baik seperti yang bapakku ajarkan, bahkan bapak-bapak itu tidak membayar” aku terkejut mendengar penjelasan gadis itu.
            “Ya Allah, hari ini adek sudah dapat uang belum?”
            “Sudah kak, baru duapuluh ribu. Belum cukup untuk membeli obat dan makan” ucapnya.
            Aku terdiam sejenak lantas merogoh saku bajuku. Masih ada tiga lembar lima ribuan, sebenarnya untuk ongkos pulang naik angkot. Tapi membantu gadis jauh ini lebih penting.
            Aku menyerahkan semua uangku untuk gadis itu, dia menatapku lekat-lekat.
            “Makasih banyak kak.. maaf jadi merepotkan kakak dan maaf tadi udah membentak kakak” ucap gadis itu sambil menyalami tanganku.
            Aku tersenyum lega. “Iya sama-sama dek, ya sudah kakak pamit pulang dulu ya Assalamu’alaikum”
            “Wa’alaikumsallam kak, hati-hati di jalan” ucapnya riang.
                                                               -     -     -
            Bazar hari ini berjalan sangat lancar, dan seluruh uang yang sudah terkumpul dari bazar hari ini, jumlahnya cukup banyak apabila separuhnya akan disumbangkan untuk anak-anak jalanan.
            “Jumlah yang mau di sumbangin ada berapa Run?” tanya Priskas ambil berjalan mendekat kearahku.
            “Lumayan banget, ada delapanratus limapuluh” jawabku senang.
            “Alhamdulillah ikut seneng Run, yaudah. Nanti kamu kan yang mau nyerahin ke anak-anak jalanan itu?” tanya Priska.
            “Iya Pris, tapi dalam bentuk sembako bukan uang, pasti juga sama bermanfaatnya buat mereka.”
            “Sip deh kalo gitu good luck ya Run, aku pulang duluan” pamit Priska.
            Aku mengangguk sambil tersenyum. Alhamdulillah, Indahnya menolong sesama.


Biografi:
Sabrina Putri Aryana, lahir di Kendal pada 18 Desember lima belas tahun yang lalu. Sempat berhijrah di Temanggung selama tiga tahun. Hobi menulisnya sudah muncul sejak kelas 4 SD. Selain menulis dia juga menyukai dunia fotografi dan menggambar. Hobinya adalah berpetualang dan mencoba hal-hal baru. 
Alumni SMPIT Cahaya Insani Temanggung

COMMENTS

Nama

ADS,1,artikel,3,Bandung,3,Banjarnegara,2,Banyumas,1,Bekasi,1,Berita Kedu,157,Bogor,2,Dewan Ambalan,2,Entertainment,2,film pendek,3,FilmAction,2,FotoJurnalistik,14,Gunung,3,headline,151,iblis,1,info,7,Info Kampus,24,Info Pendidikan,78,Inspiratif,3,Internasional,9,Islam,4,Jakarta,9,Jawa Tengah,20,juara,1,Jurnalis Independent Sekolah,37,Kabar Islam,26,Kajian Islam,19,Kalimantan,2,Karanganyar,1,kebumen,1,Kesehatan,1,kumpulan puisi,1,Lalu Lintas,1,Lomba,11,Lowongan Kerja,5,Magelang,9,Manado,1,ManggungFilm,1,Motivasi,3,Nasional,83,opini,3,osn 2015,1,osn sd 2015,1,PMR,2,Pramuka,1,prestasi,1,Profil,1,puisi,2,Ragam Budaya,19,selebriti,1,Semarang,7,Slider,41,Temanggung,200,TNI,1,Tokoh,1,Ukhuwah Islamiyah,10,Video,99,Wisata,29,Wonosobo,6,Yogyakarta,14,
ltr
item
JurnalisSekolah.com: Juara Lomba Cerpen Mini Cakep Got Talent TEMANGGUNG 2015
Juara Lomba Cerpen Mini Cakep Got Talent TEMANGGUNG 2015
Juara Lomba Cerpen Mini Cakep Got Talent TEMANGGUNG 2015, Lomba ini diseleggarakan oleh komunitas Cakepers Temangung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGmsuC7kYcLX35WuEgkCVY1uiWYQ43x6Z-mxNcLlMYIZZEYrWTGaQgtgkyCKl8rdS9YdFoZ0_umo0P9YQDeViDEeGfxtc410trcviSNAUIum0p_0-pdDHXgT2s0bn9ITp8ZRemNonXSkE/s1600/lp.PNG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGmsuC7kYcLX35WuEgkCVY1uiWYQ43x6Z-mxNcLlMYIZZEYrWTGaQgtgkyCKl8rdS9YdFoZ0_umo0P9YQDeViDEeGfxtc410trcviSNAUIum0p_0-pdDHXgT2s0bn9ITp8ZRemNonXSkE/s72-c/lp.PNG
JurnalisSekolah.com
http://beritajis.blogspot.com/2015/07/juara-lomba-cerpen-mini-cakep-got-talent-temanggung-2015.html
http://beritajis.blogspot.com/
http://beritajis.blogspot.com/
http://beritajis.blogspot.com/2015/07/juara-lomba-cerpen-mini-cakep-got-talent-temanggung-2015.html
true
8915412694133527173
UTF-8
Loaded Semua Posting Tidak Ditemukan Satupun Postingan Lihat Semua Baca Lanjut Ulangi Gagalkan Ulang Hapus Oleh Beranda Halaman POSTING Lihat Semua DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA KATEGORI ARSIP CARI SEMUA POSTING Not found any post match with your request Kembali Ke Beranda Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy